Wednesday, October 3, 2012

Faktor Kimia yang mempengaruhi peyebaran Fitoplankton

Faktor Kimia yang mempengaruhi peyebaran Fitoplankton - Keberadaan plankton sangat mempengaruhi kehidupan di perairan karena memegang peranan penting sebagai makanan bagi berbagai organisme laut. Berubahnya fungsi perairan sering diakibatkan oleh adanya perubahan struktur dan nilai kuantitatif plankton. Perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari alam maupun dari aktivitas manusia seperti adanya peningkatan signifikatif konsentrasi unsur hara secara sporadis sehingga dapat menimbulkan peningkatan nilai kuantitatif plankton melampaui batas normal yang dapat ditolerir oleh organisme hidup lainnya. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa kematian massal organisme perairan akibat persaingan penggunaan oksigen terlarut seperti yang terjadi di berbagai perairan di dunia dan beberapa perairan Indonesia. 
Fitoplankton

Faktor Kimia yang mempengaruhi peyebaran Fitoplankton | Faktor yang mempengaruhi penyebaran Fitoplankton 

Salinitas 
Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton di perairan. Hal ini disebabkan oleh adanya daya toleransi yang berbeda antar spesies untuk hidup dan tumbuh dalam kisaran salinitas yang berbeda. Lagi pula umumnya organisme laut bersifat stenohaline yaitu beradaptasi pada kisaran salinitas yang kecil (Odum, 1971). 

Kandungan oksigen terlarut 

Perbedaan rata-rata kandungan oksigen terlarut antar grup pada kelimpahan fitoplankton terjadi karena oksigen terlarut merupakan produksi dari proses fotosintesa. Kelimpahan fitoplankton yang tinggi akan menghasilkan oksigen yang lebih banyak jika dibandingkan dengan kelimpahan fitoplankton yang lebih rendah. Jadi kelimpahan fitoplankton yang tinggi cenderung menghasilkan kandungan oksigen yang tinggi sebagai hasil dari proses fotosintesa. Nielsen (1975); Clark (1977) dalam Widjaja (1994) menambahkan bahwa peningkatan produktivitas primer hasil proses fotosintesis sebanding dengan jumlah oksigen yang dihasilkannya, dan kandungan oksigen terlarut di perairan dapat memberikan petunjuk tentang tingginya produktivitas primer suatu perairan. 

Nitrat memiliki peranan dalam membedakan tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton dengan perbedaan rata-rata yang signifikan antar grup. Perbedaan kandungan nitrat pada waktu dan tempat di perairan dapat mengakibatkan perbedaan kelimpahan fitoplankton. Menurut Sumich (1992) dan Tomascik et al., (1997), peningkatan dan pertumbuhan populasi fitoplankton pada perairan berhubungan dengan ketersediaan nutrien dan cahaya. Untuk kandungan fosfat yang tidak berperan besar dalam membedakan tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton di perairan Teluk Manado menunjukkan bahwa kandungan nutrien khususnya fosfat belum merupakan faktor pembatas atau masih dalam kisaran yang cukup untuk pertumbuhan fitoplankton. Demikian pula halnya dengan pH, kecerahan dan suhu tidak terlalu bervariasi antar stasiun maupun waktu yang menyebabkan perbedaan kelimpahan  fitoplankton. 


Nutrient 

Suplai dan unsur senyawa essensial kedalam suatu system perairan, khususnya nitrogen, fospat dan silikat sering dilihat sebagai faktor pembatas yang mempengaruhi penyebaran dan pertumbuhan komunitas populasi fitoplankton. 

Nitrogen 

Nitrogen dibutuhkan untuk mensintesa protein. Menurut parsons at al. (1984), nitrogen di laut terutama berada dalam bentuk molekul-molekul nitrogen dan garam-garam anorganik seperti nitrat, nitrit dan ammonia dan beberapa senyawa nitrogen organic (asam amino dan urea). 

Fosfat
Fosfat di laut berada dalam bentuk fosfat anorganik terlarut, fosfat organic terlarut, dan patikula fosfat (levinton, 1984; parsons et al,.1984). fitoplankton secara normal dapat mengasimilasi secara langsung fosfat anorganik terlarut. Fosfat berperan didalam mentrasfer energy dalam sel fitoplankton (misalnya dalam phosphorylation) dari energy ADP rendah menjadi ATP tinggi (Tomascik et al ,. 1997) 

Dari berbagai jenis nutrient, silikat meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar namun bukan merupakan senyawa atau unsure utama yang essensial bagi fitoplankton seperti fosfat dan nitrat. Karena silikat tidak terlarut penting dalam komposisi protoplasma tumbuhan tetapi hanya berfungsi untuk menyusun kerangka (shell) diatom dan cyst dari yellow-brown algae (reid and wood, 1976) serta berperan dalam sintesa DNA pada cylindrotheca fusifrom (kennish, 1990). Meskipun demikian, bila kandungan silikat terlarut dalam suatu perairan berkurang dapat menghambat laju pembelahan sal dan menekan aktivitas metabolisme sel fitoplankton. 


Silikat 

Ketersediaan silikat sering kali berdampak terhadap kelimpahan dan produktivitas fitoplankton dan menjadi factor pembatas bagi populasi fitoplankton lainnya (kennish, 1990). Artinya bila ketersediaan silikat dalam perairan berada dalam konsentrasi yang cukup maka pertumbuhan fitoplankton, khususnya diatom akan meningkat dan mendominasi perairan. Tetapi sebaliknya jika konsentrasinya rendah maka kepadatan populasi diatom akan rendah bila dibandingkan dengan kelompok fitoplankton lainnya seperti dinoflagellata. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Levinto (1982) bahwa berkurangnya konsentrasi silikat di dalam perairan dapat membatasi pertumbuhan populasi fitoplankton dan secara langsung akan terjadi suksesi spesies fitoplankton ke arah spesies yang kekurangan silikat. Dengan demikian silikat merupakan factor pembatas bagi pertumbuhan fitoplankton diatom di dalam suatu perairan.

Konsentrasi nutrient dilapisan permukaan sangat sedikit dan akan meningkat pada lapisan termoklin dan lapisan dibawahnya. Hal sama juga dikemukakan oleh Brown et al,. (1989), bahwa nutrient memiliki konsentrasi rendah dan berubah-ubah pada permukaan laut dan konsentrasinya akan meningkat dengan bertambahnya kedalaman serta akan mencapai konsentrasi makasimum pada kedalaman 500-1500 m.

0 komentar:

Post a Comment