Friday, March 16, 2012

makalah ilmu pengetahuan

Makalah tentang Ilmu pengetahuan ini saya buat untuk bagaimana kita lebih mengerti konsep dari Ilmu pengetahuan. Oke,

MAKALAH WAWASAN IPTEKS

SULHAM SYAHID
L111 11 257
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bicara pengetahuan maka kita akan bicara tentang penalaran, kemampuan penalaran manusia menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Manusia satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh, Binatang hanya terbatas mempunyai pengetahuan untuk kelangsungan hidupnya saja (survival) Hakikat penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir dan bukan karena perasaan, meskipun kata pascal, hatipun mempunyai logika sendiri. Sebagai sebuah kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri, pertama logika , adalah suatu pola berfikir yang secara luas.
 Dengan pola yang bersifat Jamak (plural) dan bukan tunggal (singular). Kedua ciri penalaran adalah bersifat analitik proses berfikir ( berfikir yang menyandarkan kepada suatu analisis dan kerangka berfikir yang digunakan untuk analisis).Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia yang berlangsung secara bertahap,evolutif. Oleh karena untuk memahami strategi pengembangan ilmu,maka kita perlu mengetahui secara global sejarah perkembangan ilmu. Karena melalui sejarah perkembangan ilmu,kita dapat memahami makna kehadiran ilmu bagi umat manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan. Implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984), adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis. Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel kant (dalam Kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek sasarannya Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat.

1.2  Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.Apa pengertian ilmu?
2.Apa saja objek ilmu pengetahuan?
3.Darimana sumber ilmu pengetahuan?
1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui dan memahami pengertian ilmu
2.Untuk mengetahui objek ilmu
3.Untuk mengetahui asal dari sumber ilmu


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu
Ilmu berasal dari kata ”alima(bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire (bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan. yang punya ciri-ciri: Ralfh Ross dan ernest Van Den Haag menulis bahwa ilmu itu empirical, rasional, yang umum dan bertimbun bersusun dan ke empatnya serentak.[1]
Mohamad hatta menuliskan : tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiat maupun kedudukannya tampak dari luar. Maupun menurut bangunannya dari dalam.(Endang hal 45) Prof. Drs Harsojo, Guru besar antropologi di universitas Pajajaran menerangkan bahwa ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang sistematis, suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati, oeh pancaindra. Suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proporsi bentuk (Endang hal 46) Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran yang terkait antara satu dengan yang lainnya secara sistematis Ilmu menurut Ralp Ross ”science empirical , rational, general and cumulative and is all four once ( ilmu itu empiris , rasional, umum dan bertimbun bersusun dan semuanya serentak.
Bagi ilmu tidak cukup perenungan dan pencaman (pendalaman berfikir saja) melainkan mesti berkembang melalui pencerapan indraan dan [engindraan (sensasion), pengumpulan dan perbandingan data, penilaian jumlah berupa perhitungan,penimbangan , pengukuran , meningkat dari data tentang hal-hal khusus pada yang khusus (deduksi), menarik kias analogi antara peristiwa yang ada kesamaannya serta berfikir dengan menarik kesimpulan yang logical, yang dapat dipertanggung jawabkan oleh logika., Pengujian berupa pengalaman positif (verification) secara empiric ,ujian ini disebut percobaan (experiment). Percobaan harus bersifat obyektif yakni menghasilkan kesimpulan yang sama, meskipun dilakukan oleh berbagai kalangan. Praduga (hipotesis) hanyalah titik tolak pertama yang mesti diubah dan diganti kalau ternyata ada kekurangannya atau salah. Berdasarkan ujian yang keras dari pengalaman, setelah dinyatakan kebenarannya yang obyektif barulah sesuatu itu disebut dalil (proposition),kumpulan dalil itu disebut teori.

Perbedaan Antara Pengetahuan Ilmiah Dan Non Ilmiah

 Ilmu adalah susunan sistematik berdasarkan kaidah normatif tertentu terhadap keterampilan,pengertian,pemahaman ataupun pengetahuan. The Liang Gie memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktifitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya,dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin diketahui manusia
        Ilmu itu sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
1.     Ilmu pengetahuan (ilmu yang ilmiah) adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, yakni dengan menerapkan metode ilmiah.
2.     Ilmu Non pengetahuan adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan secara sistematik terhadap kemampuan diri manusia ataupun terhadap ide di alam pikiran manusia secara deduktif dan analitik. Misalnya kebatinan, bela diri, matematika, dan lain-lain.
Pengetahuan ilmiah adalah jenis pengetahuan yang diperoleh dan dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara kerja ataupun metode ilmiah. Sedangkan yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis yang perlu diambil guna memperoleh pengetahuan yang didasarkan atas persepsi indrawi dan melibatkan uji coba hipotesis serta teori secara terkendali. Karena pengamatan indrawi biasanya mengawali maupun mengakhiri proses kerja ilmiah, maka cara kerja ilmiah sering juga disebut suatu lingkaran atau siklus empiris.
2.2 Objek ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan untuk mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method),dan sistem tertentu.
Objek ilmu pengetahuan itu ada yang berupa materi (objek materi) dan ada yang berupa bentuk (objek formal). Objek materi adalah sasaran material suatu penyelidikan,pemikiran, atau penelitian keilmuan bisa berupa benda-benda material maupun yang nonmaterial,bisa pula berupa hal-hal,masalah-masalah,ide-ide dan konsep-konsep.[2]
1.    Objek material :seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
2.    Objek formal :objek materia yang disoroti oleh suatu ilmu, sehingga membedakan ilmu satu dengan ilmu lainnya,jika berobjek material lsama. Pada garis besarnya, objek ilmu pengetahu-an ialah alam dan manusia.
Dari keterangan  diatas dapat dipahami bahwa menurut objek formalnya, ilmu pengetahuan itu justru berbeda-beda dan banyak jenis serta sifatnya. Ada yang tergolong ilmu pengetahuan fisis (ilmu pengetahuan alam), karena pendekatan yang dilakukan menurut segi yang fisis. Ada pula yang tergolong ilmu pengetahuan non-fisis (ilmu pengetahuan sosial dan humaniora serta ilmu pengetahuan Ketuhanan), Karena pendekatannya menurut segi kejiwaan. Golongan pertama termasuk ilmu pengetahuan yang bersifat kuantitatif, sedangkan golongan kedua merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kualitatif.

2.2 Sumber ilmu pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat mengenai sumber ilmu pengetahuan diantaranya:
  1. Empirisme
Kata ini berasal dari Yunani Empirikos, yang artinya pengalaman. Menrut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya dan bila dikembalikan kepada kata Yunani, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman indrawi.[3]
  1. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide universal. Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal.Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-benda konkrit.[4]
  1. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak.
Menurutnya, mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu penggambaran secara simbolis. Karena itu intuisi adalah sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika.
  1. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantara para nabi. Para nabi memperoleh dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah. Pengeahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan. Tuhan mensucikan jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.
Pengetahuan dengan jalan ini merupakan kekhususan para nabi. Hal inilah yang membedakan mereka dengan manusia lainnya. Akal meyakinkan bahwa kebenaran  pengetahuan mereka berasal dari Tuhan, karena pengetahuan ini memang ada pada saat manusia biasa tidak mampu mengusahakannya, karena hal ini memang diluar kemampuan manusia. Bagi manusia tidak ada jalan lain kecuali menerima dan membenarkan semua yang berasal dari Nabi.[5]  

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu berasal dari kata ”alima(bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire (bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan. yang punya ciri-ciri: Ralfh Ross dan ernest Van Den Haag menulis bahwa ilmu itu empirical, rasional, yang umum dan bertimbun bersusun dan ke empatnya serentak.
Ilmu itu sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
1.      Ilmu pengetahuan (ilmu yang ilmiah)
2.      Ilmu Non pengetahuan
Objek ilmu pengetahuan itu ada yang berupa materi (objek materi) dan ada yang berupa bentuk (objek formal). Objek materi adalah sasaran material suatu penyelidikan,pemikiran, atau penelitian keilmuan bisa berupa benda-benda material maupun yang nonmaterial,bisa pula berupa hal-hal,masalah-masalah,ide-ide dan konsep-konsep.
Sumber ilmu pengetahuan ada beberapa macam yaitu empirisme, rasionalisme, intuisi, dan wahyu.

0 komentar:

Post a Comment